A. Pengertian Sindrom ( Kelainan Genetika )
Kelainan dan penyakit genetik
mempunyai pengertian yang berbeda. Kelainan genetik (genetic abnormality)
merupakan penyimpangan dari sifat umum atau sifat rata-rata manusia. Oleh
karena terjadi penyimpangan genetik, maka orang yang mengalami kelainan genetik
biasanya jarang atau tidak umum dijumpai dalam masyarakat.
Sedangkan penyakit genetik (genetic disorder) merupakan penyakit yang muncul karena tidak berfungsinya faktor-faktor genetik yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh manusia. Sindrom dalam ilmu kedokteran dan psikologi adalah kumpulan dari beberapa ciri-ciri klinis, tanda-tanda, simtoma, fenomena, atau karakter yang sering muncul bersamaan. Kumpulan ini dapat meyakinkan dokter dalam menegakkan diagnosa.Istilah sindrom dapat digunakan hanya untuk menggambarkan berbagai karakter dan gejala, bukan diagnosa. Namun terkadang, beberapa sindrom dijadikan nama penyakit, seperti Sindrom Down.
Sedangkan penyakit genetik (genetic disorder) merupakan penyakit yang muncul karena tidak berfungsinya faktor-faktor genetik yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh manusia. Sindrom dalam ilmu kedokteran dan psikologi adalah kumpulan dari beberapa ciri-ciri klinis, tanda-tanda, simtoma, fenomena, atau karakter yang sering muncul bersamaan. Kumpulan ini dapat meyakinkan dokter dalam menegakkan diagnosa.Istilah sindrom dapat digunakan hanya untuk menggambarkan berbagai karakter dan gejala, bukan diagnosa. Namun terkadang, beberapa sindrom dijadikan nama penyakit, seperti Sindrom Down.
Kata sindrom berasal dari yang
berarti "berlari bersama", seperti yang terjadi pada kumpulan tanda
tersebut. Istilah ini sering digunakan untuk merujuk kumpulan tanda klinik yang
masih belum diketahui penyebab. Banyak sindrom yang dinamakan sesuai dengan
dokter yang dianggap menemukan tanda-tanda itu pertama kali. Selain itu dapat
juga diambil dari nama lokasi, sejarah, dan lainnya.
B.
Faktor-faktor yang menyebabkan syndrome atau
kelainan-kelainan genetika, dibagi menjadi 2 ( dua ) bagiam, antara lain:
a. Faktor Intern, antara lain:
1. Mutasi Kromosom ( mutasi gen );
2. Suhu dan temperatur yang terlalu tinggi;
3. Sterss berat;
4. dan kesalahan metabolisme ( pertukaran zat di dalam tubuh )
b. Faktor Ekstern, antara lain:
1. Pengaruh lingkungan;
2. Infeksi;
3. dan akibat bahan-bahan kimia yang dikonsumsi
a. Faktor Intern, antara lain:
1. Mutasi Kromosom ( mutasi gen );
2. Suhu dan temperatur yang terlalu tinggi;
3. Sterss berat;
4. dan kesalahan metabolisme ( pertukaran zat di dalam tubuh )
b. Faktor Ekstern, antara lain:
1. Pengaruh lingkungan;
2. Infeksi;
3. dan akibat bahan-bahan kimia yang dikonsumsi
C.
Syndrom pada seseorang atau pada keturunan
adalah sebagai akibat dari:
1. Kehilangan satu buah dari kromosom seks
2. Kelebihan satu buah dari kromosom seks
3. Kelainan pada salah satu kromosom Autosom
1. Kehilangan satu buah dari kromosom seks
2. Kelebihan satu buah dari kromosom seks
3. Kelainan pada salah satu kromosom Autosom
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sindrom Edwards pertama kali dideskripsikan oleh John Hilton Edwards pada
tahun 1960. Sindrom yang biasa disebut trisomi 18 ini merupakan suatu kelainan
kromosom yang disebabkan adanya penambahan satu kromosom pada pasangan kromosom
autosomal nomor 18. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Pada umumnya, manusia
normal memiliki 46 kromosom, 22 pasang kromosom somatik (autosom dengan simbol
22AA) dan 1 pasang kromosom kelamin (gonosom dengan simbol XX untuk perempuan
dan XY untuk laki-laki). Namun, pada beberapa kasus, terdapat variasi jumlah
kromosom yang disebabkan oleh beberapa hal. Hal itu yang disebut aneuploidi.
Aneuploidi menyebabkan adanya variasi jumlah kromosom, ada pasangan kromosom
yang kekurangan satu kromosom, sehingga hanya tersisa satu kromosom (monosomi),
ada pula yang kelebihan satu kromosom, sehingga pasangan kromosom tersebut
memiliki tiga kromosom, disebut trisomi, seperti yang dijumpai pada Sindrom
Edwards. Selain trisomi, terdapat istilah lain seperti tetrasomi (4) dan
pentasomi (5) untuk penambahan jumlah kromosom yang lebih banyak lagi.
Pada beberapa literatur, dituliskan bahwa sindrom ini akan muncul 1 pada
setiap 3000 kelahiran, namun terdapat literatur lain yang menyebutkan
kemungkinan yang lebih yang kecil lagi, yaitu 1 di setiap 6000 kelahiran dan 1
di setiap 8000 kelahiran. Seperti halnya sindrom Down, sindrom Edwards kerap
terjadi seiring dengan usia ibu yang semakin meningkat. Seperti yang sudah
dijelaskan di atas, penderita sindrom Edwards memiliki tambahan kromosom pada
pasangan kromosom nomor 18 nya, tambahan kromosom inilah yang menimbulkan
masalah bagi penderita. Tambahan jumlah kromosom ini bisa terdapat di
keseluruhan sel somatik tubuh, bisa juga hanya terdapat di sebagian sel saja
yang disebabkan karena translokasi. Efek dari tambahan kromosom ini sangat
bervariasi, tergantung pada riwayat genetik dan kesempatan serta sejauh mana
tambahan kromosom ini berperan.
Sel telur dan sel sperma yang sehat, masing-masing memiliki kromosom
individu yang berkontribusi memberikan 23 pasang kromosom yang dibutuhkan untuk
membentuk sel manusia normal dengan 46 kromosom. Kesalahan numerik dapat timbul
pada salah satu dari dua meiosis dan menyebabkan kegagalan kromosom untuk
berpisah ke dalam sel anak (nondisjunction). Hal ini menyebabkan kromosom
ekstra, membuat jumlah haploid sebanyak 24, bukan 23. Fertilisasi sel telur
atau inseminasi oleh sel sperma yang memliki kromosom ekstra, akan menghasilkan
trisomi, atau tiga salinan kromosom lebih dari dua. Oleh karena itu, tambahan
kromosom biasanya terjadi sebelum konsepsi.
Trisomi 18 terjadi karena nondisjunction/gagal berpisah saat meiosis.
Karena nondisjunction, sebuah gamet (sperma atau sel telur) diproduksi dengan kromosom
tambahan pada kromosom ke 18, jadi gamet itu memiliki 24 kromosom (normal; 23).
Saat gamet itu bergabung dengan gamet normal dari orang tua lain, embrionya
memiliki 47 kromosom dengan tiga kromosom pada kromosom nomor 18. Karena sudah
pada tahap kromosom, anomali ini akan diteruskan pada setiap sel yang ada di
tubuh penderita. Akibatnya timbul berbagai kelainan dalam perkembangan janin.
B. Etiologi
Penyebab trisomi 18
adalah sindrom yang relatif umum. Sudah tiga kali lebih sering terjadi pada anak
perempuan daripada anak laki-laki. Sindrom ini disebabkan oleh adanya bahan
tambahan dari kromosom 18. Bahan tambahan mengganggu perkembangan normal.
C. Tanda dan Gejala
Berat badan lahir rendah
Gagal tumbuh kembang
Pertumbuhan rambut yang berlebihan
(hipertrikosis)
Kelainan jantung,pembuluh daarah dan ginjal
Kelainan tulang tengkorak wajah
· Kepala yang abnormal kecil (mikrosefali)
· Rahang yang abnormal kecil (mikrognatia)
· Leher lebar (webbed neck)
· Letak telinga rendah
Kelainan mata
· Ptosis unilateral
· Kekeruhan lensa dan kornea
Kelainan ekstremitas
· Tangan mengepal dengan posisi jari
abnormal
· Malformasi pada pinggul dan kaki (kaki
datara)
Kelainan organ genetalia
· Kriptorkidisme
Kelainan susunan saraf pusat
· Holoprosensefali
Dalam
mekanisme perkembangan otak, bagian depan dari otak janin gagal melakukan
pembelahan secara lengkap, disertai dengan gangguan perkembangan dari saraf
otak I (olfaktorius) yang berfungsi sebagai saraf penghidu dan II (optikus)
yang berfungsi sebagai saraf penglihatan. Keadaan ini seringkali ditandai
dengan adanya defek pada garis tengah wajah.
· Retardasi metal
Hypertonia (yang khas)
Rahang kecil (mikrognathia)
Kepala kecil, panjang dan sempit (microcephaly)
Daerah oksipital sangat menonjol
Leher pendek
Rendah dan cacat telinga
Cacat pada mata
Langit-langit tinggi dan sempit, kadang-kadang terpecah
Jaws mundur
Tulang dada pendek
Fist dalam karakteristik bentuk (jari-2 dan ke-5 tumpang tindih,
masing-masing, 3 dan 4 jari)
kaki dan dengan tumit terangkatKerutan yang ada di telapak tangan dan kaki,
sedang bermunculan dengan jari
Kuku biasanya hipoplásticas
Ditandai malformasi jantung Kelainan
ginjal (ginjal tapal kuda) Kelainan pada sistem reproduksi.
D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan ibu hamil dapat menunjukkan rahim yang luar biasa besar dan
ekstra cairan ketuban . Sebuah plasenta yang luar biasa kecil dapat terlihat ketika bayi lahir.
Pemeriksaan fisik pada bayi mungkin
menunjukkan pola sidik jari yang tidak biasa. X-ray dapat menunjukkan tulang
dada pendek. studi Kromosom menunjukkan trisomi 18, trisomi parsial, atau translokasi Pemeriksaan AGD
didapat adanya hipoksemia kemudian hiperkapni dengan asidosis respiratorik
E.
Komplikasi
Horseshoe ginjal
F. Penatalaksanaan
Pengobatan anak dengan
trisomi 18 direncanakan berdasarkan kasus per kasus. Perawatan yang di gunakan
tergantung pada kondisi individu pasien.