Rabu, 15 Mei 2013

Pembuatan Larutan Baku Primer


A.    Larutan Baku Primer
Larutan baku primer berfungsi untuk membakukan atau untuk memastikan konsentrasi larutan tertentu, yaitu larutan atau pereaksi yang ketepatan/ kepastian konsetrasinya sukar diperoleh melalui pembuatan secara langsung. Larutan yang sukar dibuat secara kuantitatif ini selanjutnya dapat berfungsi sebagai baku. Setelah dibakukan jika larutan tersebut bersifat stabil sehingga dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain.

B.     Persyaratan Zat Baku Primer
 Larutan baku primer harus dibuat seteliti dan setepat mungkin (secara kuantitatif). Zat yang dapat digunakan sebagai zat baku primer harus memenuhi syarat berikut
·         Kemurniannya tinggi (pengotorannya tidak melebihi 0,02%
·         Stabil tidak menyerap H2Odan CO2 tidak bereaksi dengan udara; tidak mudah menguap ; tidak terurai ; mudah dan tidak berubah pada pengeringan). zat yang stabil berarti memiliki rumus kimia yang pasti,dan akan memudahkan penimbangan.
·         Larutannya bersifat stabil
Selain syarat-syarat tersebut harus terpenuhi , kesalahan-kesalahan yang sering terjadi salama proses pembuatannya seperti pengeringan,pengukuran dan pemindahan zat juga harus dihindari kecuali karena kesalahan alat.
Suatu zat zat yang telah memenuhi  syarat, dapat dilarutkan, dan langsung menghasilkan larutan baku disebut larutan baku primer. Disamping larutan baku primer , dikenal juga larutan baku sekunder. Larutan ini kebakuannya ditetapkan langsung terhadap larutan baku primer . Jika suatu larutan baku primer besifat stabil dan dikemas/disimpan dengan benar, larutan ini dapat berfungsi  sebagai larutan baku dan lansung dapat digunakan tanpa harus dibakukan lagi.
C.     Alat Ukur Volumetrik dan Penggunaanya
1.      Labu Takar
Labu takar berfungsi sebagain wadah bervolum tertentu dan terukur untuk memperoleh volum larutan secara kuantitatif . Kesalahan volum diperkirakan hanya sebesar 0,05mL
  (atau 0,02%).
2.      Buret
Buret berfungsi untuk memindahkan larutan dalam berbagai ukuran volum. Kapasistas buret 25-50mL dapat dibaca sampai 0,1mL, dan angka terakhir dapat ditaksir sampai 0,02mL. Kesalahan membaca terjadi saat menaksir angka terakhir ini.
3.      Pipet volum
Pipet volum berfunsi untuk memindahkan sevolum tertentu larutan. Oleh karna itu kapasitas volum ukurnya tertentu , misalnya pipet-pipet volum 5 mL,10 mL, atau 25 mL. Alat ini cukup teliti dengan kesalahan ±0,02%.

D.    Teknik Pembuatan Larutan Baku
1.      Langkah umum
Pada umumnya ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan pada pembuatan larutan baku primer,yaitu sebagai berikut
a)      Menimbang
Zat murni ditimbang kasar dulu (dengan neraca teknis) kemudian ditimbang teliti (dengan neraca analitis/elektronik). Untuk zat-zat tertentu sebelum ditimbang ada ada yang harus dikeringkan dulu (zat seperti ini,prosedur pembuatannya diberikan secara khusus)
b)      Melarutkan
Tidak semua kristal segera melarut, dan umumnya proses pelarutan menyerap kalor; sebaiknya pelarutan tidak langsung di labu takar tetapi diwadah lain, dan setelah suhu campuran itu normal baru kemudian dipindahkan secara kuantitatif. Selanjunya tambahkan dengan akuades sampai tanda batas.
c)      Mengukur
Dalam teknik kuantitatif, alat ukur volim yang selalu diterapkan adalah labu takar,buret, dan pipet volum. Teknik penggunaan alat ini secara benar yang ditunjang oleh teknik pembersihan yang baik akan menghindarkan kesalahan yang seharusnya tidak terjadi . Volum larutan harus dicapai dengan penambahan akuades kamar sehingga suhu larutan harus tidak melebihi batas suhu labu takar
2.      Perhitungan kuantitas zat baku
Sasaran akhir dari pembuatan adalah diperolehnya larutan baku primer dengan konsentrasi yang tepat dan teliti. Tindakan yang harus dilakukan diantaranya :
·         Menetapkan volum dan kosentrasi larutan yang diinginkan
·         Mempekirakan ( menghitung) massa zat yang akan ditimbang.
Setelah zat baku primer ditimbang dan dilarutkan, harga konsetrasi larutannya diketahui melalui perhitungan. Konsentrasi yang dipilih/diterapkan bergantung pada sifat /jenis reaksi yang terlibat ketika digunakan ; hal ini untukn menghindarkan kesalahan yang ditimbulkan oleh ketidaktepatan pengamatan atau oleh penyimpangan reaksi, dan biasanya konsetrasi larutan baku primer berkisar antara 1,00-0,01 N  (1N =  m/valensi).

E.     Prosedur Pembuatan dan Sifat Larutan Baku Primer
1.        Larutan baku kalium dikromat
senyawa ini memiliki keterbatasan yaikni daya oksidasinya yang lebih lemah dan reksinya bersifat lambat. larutan baku ini untuk analisis besi (III) dan pembaku baik untuk Na2S2O3. indikator yang digunakan adalah indikator asam difenil-amin sulfonat.

Pembutan 500mL K2Cr2 0,01
·         Ditimbang kasar : (500)(0,01)(294,18) mg =1,5 g K2Cr2 ; dan timbang ulang secara teliti dengan menggunakan neraca elektronik.
·         Larutkan kedalam gelas kimia 400ml dengan akuades secukupnya ,setelah melarut pindahkan secara kuantitatif ke labu takar 500ml. Tambahkan akuades sampai tanda batas,kocokhomogenkan. Hitung ulang konsentrasi larutan baku ini.
2.        Pembuatan 1 liter NaAsO2 0,1N
Siapkan  :
a)      ± 5g As2O3 (murni) yang telah dikeringkan
b)      5-10 NaOH terlarut dalam 10mL akuades pada gelas kimia 400mL.
c)      Larutkan HCl 6 N
d)     Serbuk garam natrium-bikarbonat
e)      Larutan indikator metil-jingga
Kemudian lakukan
1)      Timbang ulang arsen(III)oksida secara teliti; larutkan ke dalam gelas (b) , dan bila perlu tambahkan 5ml akuades.
2)      Setelah melarut, encerkan sampai volumnya 100ml; kemudian netralkan dengan menambahkan HCl 6N dengan indikator metil-jingga.
3)        Jika lrutan tersebut telah benar-benar bersifat asam maka tambahkan 5 g NaHCO3
4)      Pindahkan seluruh volum larutan secara kuantitatif kedalam labu takar 1L; tambahkan akuades sampai tanda batas, tutup, dan homogenkan.
Perhitungan normalitasnya :
Normalitas =            (a g)(kadar)         = (4)(a)(kadar)
                     (1/4)(197,841 g/mol)(1L)       (197,841)

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Template by:
Free Blog Templates